Tren Voli Putri: Kenapa Servis Jumping Float Makin Digemari?



Dalam dunia bola voli putri modern, ada satu gaya servis yang makin sering kamu lihat di pertandingan-pertandingan top—jumping float serve alias servis mengambang sambil loncat. Servis ini nggak sekadar gaya-gayaan, tapi punya alasan teknis dan strategi yang kuat di balik popularitasnya.

Jadi, kenapa banyak pemain voli putri sekarang lebih memilih jumping float dibanding servis keras ala jumping spike? Yuk kita bahas tuntas dengan cara yang santai tapi tetap berbobot!

🌀 Apa Itu Jumping Float Serve?

Jumping float adalah teknik servis di mana pemain melompat sambil memukul bola tanpa spin, menghasilkan bola yang melayang dan bergerak tak terduga di udara. Mirip bola yang “melayang dan goyang” ke berbagai arah secara acak.

Ciri-cirinya:

  • Tanpa spin (bola dipukul "bersih" dengan telapak tangan)

  • Melompat saat memukul untuk menambah tekanan dan sudut

  • Bola tampak "pelan", tapi susah ditebak arahnya

💥 Alasan Kenapa Jumping Float Jadi Tren di Voli Putri



1. Efisiensi & Konsistensi Tinggi

Jumping float lebih mudah dikendalikan dibanding servis jumping spike (yang keras dan berisiko error tinggi). Di voli putri, di mana akurasi dan kontrol lebih dominan, jumping float menawarkan servis stabil yang tetap mematikan.

Fakta: Banyak error point di voli putri justru datang dari servis spike yang gagal masuk. Float lebih aman tanpa kehilangan ancaman.

2. Menyulitkan Penerima Bola

Bola float bergerak acak di udara karena tanpa rotasi. Akibatnya, libero atau penerima servis harus ekstra fokus dan punya posisi tubuh yang pas banget, kalau nggak, bola bisa langsung lepas atau out of system.

Contoh: Bahkan pemain sekelas Jepang atau Thailand pun kadang kesulitan hadapi float serve, karena pergerakannya halus tapi “nakal”.

3. Cocok untuk Semua Postur

Servis jumping spike umumnya butuh tinggi badan dan kekuatan lompat yang besar. Di sisi lain, jumping float bisa dikuasai oleh pemain dengan postur sedang, yang lebih umum di voli putri Asia.

Itulah kenapa banyak pemain dari Korea, Jepang, bahkan Indonesia, memilih float serve demi efisiensi.

4. Lebih Hemat Energi

Loncat, lompat, smash, block, defend—pemain sudah kelelahan sepanjang pertandingan. Servis jumping float memungkinkan pemain melakukan servis dengan tekanan cukup, tapi tanpa menguras tenaga terlalu banyak. Ini penting di match panjang 5 set!

📈 Siapa Saja yang Pakai Jumping Float Serve di Level Dunia?

Beberapa pemain putri top dunia dikenal sebagai spesialis float serve:

  • Yuki Ishii (Jepang) – akurat dan sering hasilkan ace.

  • Arielle Love (Amerika) – punya float serve yang mengarah ke sudut sulit.

  • Jewel Lai (Thailand) – tidak keras, tapi mengacaukan sistem lawan.

  • Bahkan Megawati Hangestri kadang juga memakai float serve sebagai variasi.

🧠 Tips Jika Kamu Mau Coba Jumping Float Serve



  • Fokus pada kontak bola tepat di tengah (tanpa spin)

  • Lompatan cukup, jangan terlalu tinggi

  • Arahkan bola ke zona servis yang lemah (biasanya antara pemain non-libero)

  • Latihan konsistensi dan kontrol arah

Float serve bukan soal gaya, tapi soal strategi dan akurasi.

🔚 Kesimpulan

Jumping float serve makin digemari di dunia voli putri karena efisien, sulit ditebak, ramah postur, dan minim error.
Walau terlihat “nggak sekeren” servis spike, justru float bisa jadi senjata diam-diam yang merusak ritme lawan.

Jadi, next time kamu nonton pertandingan voli putri, coba perhatikan: siapa yang pakai float, dan seberapa sering lawan kerepotan nerimanya?

​​​​​Baca juga Berita Bola Basket disini Fitplayjournal​​​​​​​​

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama