FIVB Uji Kelonggaran Aturan Double Touch: Era Setter Lebih Bebas Telah Dimulai?



Dalam upaya menyegarkan dinamika permainan, Federasi Bola Voli Dunia (FIVB) kini menguji coba kelonggaran aturan double touch dalam turnamen-turnamen terpilih. Perubahan ini bukan cuma soal teknis, tapi bisa berdampak besar terhadap gaya bermain setter, ritme pertandingan, hingga cara tim menyusun strategi.

Apa Itu Double Touch?

Buat kamu yang baru di dunia voli, double touch adalah pelanggaran saat seorang pemain menyentuh bola dua kali berturut-turut dalam satu aksi, misalnya saat set bola yang tidak bersih atau ketika bola terlihat “terputar” terlalu lama. Biasanya ini terjadi pada pemain yang bertugas sebagai setter—pengatur serangan.

Sebelumnya, aturan FIVB cukup ketat soal ini. Kalau set-mu nggak sempurna, siap-siap peluit berbunyi.

Apa yang Diubah?

Dalam uji coba baru ini, sentuhan ganda diizinkan selama terjadi dalam satu gerakan dan bola tetap berada di sisi lapangan sendiri. Artinya, selama niat set itu jelas dan tidak menguntungkan secara tidak adil, maka tidak akan dianggap pelanggaran.

🎯 Tujuannya?
Mengurangi jumlah peluit yang mematikan ritme permainan, memberi lebih banyak fleksibilitas pada setter, dan memungkinkan rally lebih panjang.

Mengapa Ini Penting?

Buat setter, aturan ini seperti angin segar. Tak perlu lagi khawatir bola harus "sempurna" setiap saat. Sementara buat penonton? Pertandingan bisa terasa lebih mengalir dan seru tanpa terlalu banyak gangguan teknis.

“Perubahan ini akan membuat voli lebih natural dan cair,” kata salah satu analis voli Asia, seperti dikutip dari

Siapa yang Sudah Mencoba?

Beberapa liga sudah mulai menjajal aturan ini, termasuk Premier Volleyball League (PVL) di Filipina. PVL menyambut baik eksperimen ini, walau tetap menunggu keputusan final FIVB soal implementasi permanen.

Reaksi Pelatih & Pemain



Sejauh ini, banyak pelatih menyatakan dukungan. Beberapa mengatakan aturan lama terlalu ketat dan bisa mematikan potensi setter muda yang sedang berkembang. Namun tentu saja, masih ada perdebatan soal batasan “satu gerakan”—karena bisa jadi subjektif.

Jika aturan baru ini disahkan secara global, kita bisa melihat evolusi baru dalam peran setter—lebih dinamis, kreatif, dan berani. Tapi tetap, tantangan terbesar adalah menjaga keadilan dan konsistensi dalam penerapannya.

Apakah ini berarti akhir dari pelanggaran set yang menyebalkan? Mungkin belum sepenuhnya. Tapi satu hal pasti: voli sedang bergerak ke arah yang lebih fleksibel dan modern.

 ​​​​​Baca juga Berita Bola Basket disini Fitplayjournal​​​​​​​​

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama