Senin malam itu saya nonton pertandingan sambil makan mie instan yang kebetulan lebih panas daripada semangat blocking kita di set ketiga. Timnas voli putra Indonesia harus puas finis di peringkat ke-6 usai kalah 0–3 dari Australia (20–25, 21–25, 22–25) di laga perebutan tempat kelima AVC Challenge Cup 2025, yang digelar di Bahrain pada 23 Juni lalu. Sebuah kekalahan yang pahit, tapi bukan berarti tanpa makna.
Bukan Soal Skor, Tapi Soal Progres
Kamu mungkin bertanya-tanya, “Kok bisa sih kita kalah dari Australia lagi?” Percayalah, saya juga mikir begitu. Tapi kalau kamu ngikutin perjalanan timnas dari awal turnamen, kita sebenarnya gak buruk-buruk amat. Bahkan, dibanding tahun lalu yang cuma finis di peringkat 11, kali ini peringkat 6 adalah langkah maju. Dan itu patut diapresiasi.
Yang bikin gregetan adalah pola kesalahan yang sama terus muncul. Passing pertama masih jadi PR besar, belum lagi soal blok yang sering ‘telat loading’ saat menghadapi quick ball lawan. Asisten pelatih Erwin Rusni juga bilang kalau Australia unggul banget di tinggi badan dan penempatan bola. Yah, kadang skill butuh bantuan gravitasi juga, kan?
Ada Api di Tengah Kekalahan
Walau kalah, saya melihat ada percikan semangat dari para pemain kita. Rivan Nurmulki, misalnya, tetap jadi tumpuan dengan 79 poin sepanjang turnamen. Belum lagi Farhan Halim dan Hendra Kurniawan yang tampil stabil. Tapi dari ekspresi mereka, saya bisa merasakan... kayak ada sesuatu yang mengganjal. Beberapa komentar pasca-laga terdengar seperti kode keras untuk pelatih Jeff Jiang Jie, tentang strategi yang terasa kurang tajam dan keputusan rotasi yang agak aneh.
Mungkin kamu juga ngerasa, “Kok si A gak dimainin ya waktu lawan ini?” Nah, saya juga! Tapi tentu kita gak bisa asal nuduh. Yang jelas, chemistry tim dan arah permainan butuh perbaikan sebelum turnamen besar selanjutnya.
Apa yang Harus Kita Lakukan?
Sebagai penggemar, kita bisa mulai dari tetap dukung dan kritik secara sehat. Tim ini butuh regenerasi, bukan cuma fisik tapi juga visi. Kita punya banyak bakat muda yang bisa diasah—asal diberi jam terbang dan strategi yang pas.
Dan buat kamu yang penasaran soal perkembangan voli Indonesia, kamu bisa pantau terus di Sportzoomid—media yang selalu ngasih insight olahraga dengan sudut pandang yang beda, dan kadang sedikit nyeleneh (kayak saya nulis ini 😄).
Yuk, Jadi Bagian dari Perubahan
Kalau kamu merasa voli Indonesia layak ada di papan atas Asia, yuk bantu suarakan. Mulai dari diskusi, dukungan di media sosial, sampai hadir di pertandingan lokal. Karena ya, siapa tahu pemain masa depan timnas itu lagi main di turnamen antar-kecamatan di belakang rumahmu sekarang
Baca juga Berita Bola Basket disini Fitplayjournal
Posting Komentar