Liga Voli Profesional Permanen di Indonesia: Mimpi atau Kebutuhan Mendesak?



Di tengah sorotan terhadap pemain-pemain voli Indonesia yang mulai bersinar di luar negeri—seperti Megawati Hangestri di Korea Selatan atau Yolla Yuliana yang sempat ditawari bermain di Thailand—pertanyaan ini mulai mengemuka: haruskah Indonesia punya liga voli profesional permanen seperti Korea atau Jepang?

Jawabannya tidak bisa sekadar “iya” atau “tidak”. Mari kita bahas secara detail dan obyektif.

🏐 Apa Itu Liga Profesional Permanen?

Liga voli profesional permanen adalah kompetisi domestik yang berlangsung secara rutin dan berkelanjutan sepanjang tahun, biasanya berlangsung 6–8 bulan per musim, seperti:

  • V.League Jepang

  • V-League Korea Selatan

  • Superliga Brasil

  • Serie A Italia

Liga-liga ini:

  • Dikelola oleh federasi dan sponsor besar

  • Didukung siaran TV dan media digital

  • Menjadi ajang perekrutan pemain lokal dan asing

Berbeda dengan Proliga Indonesia, yang saat ini hanya berjalan 2–3 bulan per tahun, dan sifatnya lebih mirip turnamen jangka pendek daripada liga penuh musim.

🇮🇩 Kondisi Voli Indonesia Saat Ini



  • Popularitas voli meningkat tajam, terutama di kalangan anak muda.

  • Banyak talenta lokal bermunculan, tapi terbatas ruang untuk berkembang.

  • Proliga masih jadi satu-satunya kompetisi besar, dan tidak cukup panjang untuk menjamin konsistensi pemain.

Meski begitu, Indonesia punya modal besar:

  • Basis penonton fanatik (terbukti di Proliga & SEA Games)

  • Atlet potensial dan muda di seluruh provinsi

  • Perhatian media yang terus bertumbuh, terutama sejak Megawati main di Korea

🔍 Alasan Mengapa Indonesia Butuh Liga Profesional Permanen

1. Menjamin Konsistensi Karier Atlet

Pemain bisa berlatih dan bertanding sepanjang tahun, bukan hanya 2–3 bulan. Ini penting untuk:

  • Meningkatkan performa

  • Menjaga fisik dan mental

  • Memberi kejelasan pendapatan

2. Mengembangkan Klub Secara Serius

Saat ini, klub hanya “aktif” saat Proliga berjalan. Jika ada liga permanen, klub akan:

  • Memiliki akademi sendiri

  • Aktif di bursa transfer

  • Serius dalam perekrutan pelatih dan manajemen

3. Memancing Investasi dan Sponsor

Liga dengan sistem profesional membuka peluang besar untuk:

  • Sponsor jangka panjang

  • Siaran TV & platform digital

  • Pembuatan konten berkelanjutan seperti highlight, dokumenter, dll

4. Meningkatkan Standar Timnas

Semakin banyak pemain bermain rutin di liga kompetitif, maka semakin kuat pondasi timnas. Kita bisa belajar dari:

  • Jepang, yang regenerasinya berjalan lancar

  • Korea Selatan, yang mencetak bintang-bintang dari liganya sendiri

🤔 Tantangan Jika Liga Permanen Diterapkan



Tentu tidak mudah. Ada beberapa kendala:

  • Infrastruktur belum merata (hanya beberapa kota yang punya GOR standar internasional)

  • Biaya operasional tinggi (logistik, akomodasi, gaji)

  • Manajemen dan regulasi liga harus profesional

Namun, tantangan ini bukan alasan untuk berhenti bermimpi, justru jadi bahan evaluasi untuk membangun sistem yang kuat sejak awal.

✨ Kesimpulan: Dari Turnamen ke Ekosistem

Saatnya Indonesia naik level. Bola voli bukan hanya olahraga hiburan musiman, tapi bisa jadi industri olahraga yang besar dan berkelanjutan—asal dibangun secara konsisten dan profesional.

"Bukan soal bisa atau tidak, tapi soal mau atau tidak."

Jika kita serius ingin melihat lebih banyak "Megawati" dan "Yolana" yang bersinar di dalam negeri—maka liga profesional permanen adalah langkah pertama yang tak bisa ditunda.

 ​​​​​Baca juga Berita Bola Basket disini Fitplayjournal​​​​​​​​

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama